Minggu, April 12, 2009

PROGRAM CSR PERUSAHAAN UNTUK KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN



Bismilahirahmanirahim,

Salah satu poin penting dalam tujuan pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yang ditandatangani bangsa-bangsa di dunia adalah pengurangan angka kemiskinan. Targetnya sangat signifikan, yaitu setengah dari jumlah kemiskinan pada saat MDGs ditandatangani pada tahun 2000. Kesepakatan ini berlaku hingga 2015.

Kemiskinan memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta penguasaan aset-aset ekonomi oleh kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab kemiskinan. Pertanyaannya sekarang, apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengurangi angka kemiskinan? Mampukah program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi salah satu solusi penting dalam upaya mereduksi angka kemiskinan?

Peran korporat sangatlah penting dalam mereduksi angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Diantaranya lewat program CSR. Namun program itu harus diarahkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Selain korporat, pemerintah juga punya kewajiban untuk mengatasi kemiskinan. "Tugas pemerintah adalah mengatasi kemiskinan dengan melakukan tindakan cepat. Sedangkan untuk jangka panjang menjadi tugas perusahaan untuk mengurangi angka itu dengan cara melakukan pemberdayaan". Pemberdayaan yang perlu dilakukan adalah dalam bidang ekonomi masyarakat. Ini bisa dilakukan karena perusahaan memiliki sejumlah keungggulan, seperti kompetensi, manajemen, teknologi, sumber daya manusia, dan finansial.

Jika ingin mengoptimalkan peran perusahaan dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran, maka perlu fokus pada pemberdayaan ekonomi. Bentuk pemberdayaan yang paling nyata dan langsung adalah kemitraan. Misalnya di sektor perkebunan lewat program Inti Plasma, pemberian kesempatan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjadi pemasok atau suplier. Kalau program pemberdayaan dilakukan secara sungguh-sungguh, maka akan menimbulkan multiplier effect yang besar. Semua bidang usaha bisa dikembangkan dengan model kemitraan. Yang diperlukan adalah keseriusan perusahaan untuk menjalankan program kemitraan dan pemberdayaan itu.


DANA CSR CUKUP BESAR

Program CSR sangat berpotensi untuk mengurangi angka kemiskinan dan penganguran, sebab dana CSR dari perusahaan, baik swasta maupun BUMN, cukuplah besar. Jika dana tersebut dikelola dengan baik, akan sangat efektif untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Dana CSR yang terkumpul dan dikelola dengan baik akan sangat efektif untuk mengurangi kemiskinan dan penganguran. Bahkan jauh lebih efektif dibandingkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dijalankan oleh pemerintah.

Mengurangi kemiskinan dan penganguran adalah tugas semua pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu pemerintah termasuk Pemda, perusahaan, masyarakat, akademiisi, dan lain sebagainya. Program ini akan efektif jika semua pihak duduk bersama tanpa ada kecurigaan. Yang selama ini terjadi, kurang adanya koordinasi diantara lembaga-lembaga tersebut. Setiap departemen pemerintah, punya program pengentasan kemiskinan. Namun tidak ada koordinasi yang jelas. Akibatnya mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. "Kalau ada yang mengordinir, seperti perusahaan holding misalnya, maka hasilnya akan lebih efektif.

Ke depan peran pemerintah lewat APBN semakin menurun. Sebab kemampuannya pun terbatas. Yang akan membesar adalah peran swasta. Apalagi dengan adanya UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan pelaksanaan CSR, maka gerakan CSR akan makin membesar. Inti dari UU tersebut adalah bagaimana sektor swasta bisa lebih berperan dalam mengatasi berbagai masalah bangsa, termasuk kemiskinan dan penganguran. "Sebab pemerintah akan makin mengecil perannya. Adanya kenaikan harga minyak dunia saja sudah membuat pemerintah dan APBN kelimpungan. Jadi sangat naif jika kita hanya mengharapkan peran pemerintah saja".

Untuk mengurangi kemiskinan dan penganguran, yang perlu dilakukan adalah memberdayakan masyarakat. Ini akan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan bantuan yang sifatnya sesaat. Yang dibutuhkan adalah pemberian akses kepada masyarakat tersebut. Ini kurang dilakukan pemerintah. "Pemerintah perlu beri akses kepada masyarakat di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Mereka harus dibantu untuk bisa mencari makan sendiri. Jadi jangan hanya diberi makan. Intinya adalah buatlah program-program pemberdayaan yang berkesinambungan".


Wallahu’alam bisshawwab,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Copyright ©2009-mustaqim.